STRATEGI 1
Sebagai pemula, inilah strategi pertama. Tulis dalam
selembar kertas kosong: Saya Penulis Best Seller. Kemudian tempel di
tempat-tempat yang bisa sering kita baca. Jadikan wallpaper laptop dan HP kita.
Beritahu orang-orang tentang keinginan kita ini. Strategi ini saya lakukan agar
semangat menulis terus berkobar. Namanya juga penulis pemula, bisa
menyelesaikan satu naskah saja sudah luar biasa kan? Kalau punya kemampuan
desain, bisa juga dengan mendesain cover calon buku kita.
STRATEGI 2
Gunakan ATM, Amati Tiru Modifikasi. Inilah cara
pintas menembus penerbit. Caranya? Lihat buku-buku yang sedang ramai dicari
pembaca. Lihat rak buku best seller. Buku apa yang sedang banyak diminati
pasar. Tanpa perlu riset mendalam, kita tinggal menulis buku yang sedang hits
dan banyak dicari penerbit. Jika kita punya ide menulis tema lain, gimana dong?
Tenang, lihat strategi 3.
STRATEGI 3
Jika kita punya ide baru tentang jenis tulisan,
sekarang giliran kita yang harus riset penerbit. Masuklah ke toko buku, cari
buku yang setema dengan naskah yang kita tulis. Cari buku yang mirip-mirip
dengan naskah kita. Kemudian lihat, penerbit apa yang menerbitkan. Catat
baik-baik alamat dan semua kontak penerbit tersebut. Nah, inilah penerbit yang
harus kita targetkan untuk pengiriman naskah buku kita. Buku kedua dan ketiga
saya juga menggunakan strategi ini. Buku Jangan Berhenti Mencoba yang terbit
April 2017 lalu adalah hasil riset banyaknya buku motivasi bernuansa islami.
Begitu pun dengan buku terbaru saya, Ya Allah, Kuatkan Aku! yang lahir dari
banyaknya naskah serupa yang laris di pasaran. Hasilnya? Alhamdulillah terbit
dan tidak mengecewa…
STRATEGI 4
Kepoin penerbit. Ini juga tak kalah penting. Kita
bisa mengikuti sosmed penerbit-penerbit incaran. Kenapa? Karena penerbit-penerbit
tertentu terang-terangan membuka lowongan naskah, lengkap dengan jenis dan cara
pengiriman, bahkan formatnya. Sering-sering lihat website resmi mereka juga,
banyak informasi terkait naskah apa yang tengah dicari penerbit tersebut. Jika
suatu penerbit membuka lowongan, itu artinya tema tersebut banyak dicari.
Mantap kan? Oh ya, mengikuti sosmed penulis-penulis lain juga tak kalah
pentingnya untuk menjaga konsistensi semangat menulis kita.
STRATEGI 5
Ikuti ketentuan penerbit. Ini yang tak kalah penting.
Menurut penuturan editor yang menangani buku saya, banyak sekali naskah yang
tersisih lantaran tidak memenuhi standard format dan penulisan yang penerbit
inginkan. Bukan karena naskah jelak lho ya. Tapi karena tidak mematuhi aturan
dan format penulisan. Makanya, untuk pengiriman naskah sebisa mungkin kita
ikuti format yang ditentukan penerbit. Jangan malas mencari info terkait format
apa saja yang diinginkan penerbit. Sayang kan, kalau naskah buku kita gak
diterima lantaran tersisih sebelum dibaca?
Setiap hari seorang editor di sebuah penerbitan akan
menerima puluhan hingga ratusan naskah. Nah, kalau naskah kita memakai format
yang tak lazim, maka akan langsung dihapus. Gak peduli sebagus apapu…
STRATEGI 6
Banyakin doa. Libatkan Allah dalam setiap urusan.
Lebih-lebih urusan mengetuk pintu penerbit untuk menerbitkan naskah kita. Bisa
jadi buku-buku kita ditolak penerbit bukan karena naskah kita jelek, tapi
lantaran kesombongan kita.
Itu tadi tentang penerbitan mayor, kalau ada yang
nanya bagaimana jika buku kita diterbitkan secara indie? Oke, semoga di lain
kesempatan bisa kita bahas kekurangan dan kelebihan menerbitkan secara indie.
Semoga bermanfaat
0 Response to "Strategi Menembus Penerbit Mayor"
Post a Comment